Minggu, 06 Januari 2013

UNGKAPKAN PERASAANMU

Leave a Comment Follow us on twitter

Peter  dan Tina sedang duduk bersama di taman kampus tanpa melakukan apapun, hanya memandang langit sementara  sahabat-sahabat mereka sedang asik bercanda ria dengan  kekasih mereka masing-masing.

Tina: "Duh  bosen banget. Aku harap aku juga punya pacar yang bisa berbagi waktu denganku."

Peter: "Kayaknya Cuma tinggal kita berdua deh yang jomblo. cuma  kita berdua  saja yang tidak punya pasangan  sekarang."

(keduanya mengeluh dan berdiam beberapa  saat)

Tina: "Kayaknya aku ada ide bagus  deh. kita adakan permainan yuk?"

Peter: "Eh? permainan apaan?"

Tina:  "Eng...  gampang sih permainannya. Kamu jadi pacarku dan aku jadi pacarmu tapi hanya untuk 100 hari saja. gimana  menurutmu?"

Peter: "Baiklah... lagian aku  juga g ada rencana apa-apa untuk beberapa bulan kedepan."

Tina: "Kok kayaknya kamu gak  terlalu niat ya... semangat dong! hari ini akan jadi  hari pertama kita kencan.

Mau jalan-jalan kemana  nih?"

Peter: "Gimana kalo kita nonton saja?  Kalo gak salah film The Troy lagi maen deh. katanya  film itu bagus"

Tina: "OK dech.... Yuk kita  pergi sekarang. tar pulang nonton kita ke karaoke  ya...  ajak aja adik kamu sama pacarnya biar seru."

Peter : "Boleh juga..."

(mereka  pun pergi nonton, berkaraoke dan Peter mengantarkan Tina  pulang malam harinya)

Hari ke  2

Peter dan Tina menghabiskan waktu untuk ngobrol dan  bercanda di kafe, suasana kafe yang remang-remang dan  alunan musik  yang syahdu membawa hati  mereka pada  situasi yang romantis. Sebelum  pulang Peter membeli  sebuah  kalung perak berliontin bintang untuk  Tina.

Hari ke 3

Mereka pergi ke pusat  perbelanjaan untuk mencari  kado untuk seorang  sahabat Peter.  Setelah lelah berkeliling pusat perbelanjaan, mereka memutuskan membeli  sebuah miniatur  mobil mini.  Setelah itu mereka beristirahat duduk  di  foodcourt, makan satu potong kue  dan satu gelas jus  berdua dan mulai  berpegangan tangan untuk pertama  kalinya.

Hari ke 7

Bermain bowling  dengan teman-teman  Peter. Tangan tina terasa sakit  karena  tidak pernah bermain bowling sebelumnya. Peter  memijit-mijit tangan Tina  dengan  lembut.

Hari ke 25

Peter mengajak Tina  makan malam di Ancol Bay .  Bulan sudah menampakan  diri,  langit yang cerah menghamparkan ribuan bintang  dalam pelukannya. Mereka  duduk menunggu makanan, sambil menikmati suara desir angin berpadu dengan  suara  gelombang bergulung di  pantai. Sekali lagi Tina memandang  langit, dan  melihat bintang jatuh. Dia  mengucapkan  suatu permintaan dalam hatinya.

Hari ke  41

Peter berulang tahun. Tina membuatkan kue ulang  tahun untuk Peter. Bukan  kue buatannya yang pertama,  tapi kasih sayang yang mulai timbul dalam  hatinya  membuat kue buatannya itu menjadi yang terbaik. Peter  terharu  menerima kue itu, dan dia mengucapkan suatu  harapan saat meniup lilin ulang tahunnya.

Hari ke  67

Menghabiskan waktu di Dufan. Naik halilintar, makan  es krim bersama, dan mengunjungi stand  permainan. Peter  menghadiahkan sebuah boneka teddy bear  untuk Tina, dan Tina membelikan sebuah pulpen untuk  Peter....

Hari ke 72

Pergi Ke PRJ. Melihat  meriahnya pameran lampion dari  negeri China.  Tina penasaran untuk mengunjungi salah satu tenda  peramal.

Sang peramal hanya  mengatakan "Hargai waktumu  bersamanya mulai sekarang",  kemudian peramal  itu  meneteskan air mata.

Hari ke  84

Peter mengusulkan agar mereka refreshing ke pantai.  Pantai Anyer sangat  sepi  karena bukan waktunya liburan  bagi orang lain. Mereka  melepaskan sandal dan  berjalan  sepanjang pantai sambil berpegangan tangan,  merasakan  lembutnya pasir dan dinginnya air laut menghempas kaki  mereka.  Matahari terbenam, dan mereka berpelukan seakan  tidak ingin berpisah lagi.

Hari ke  99

Peter memutuskan agar mereka  menjalani hari ini  dengan santai dan sederhana.  Mereka berkeliling kota  dan akhirnya duduk di sebuah taman  kota.

15:20 pm

Tina: "Aku haus..  Istirahat dulu yuk sebentar."

Peter: "Tunggu disini, aku beli minuman dulu. Aku mau teh botol saja. Kamu  mau  minum apa?"

Tina: "Aku saja yang beli. kamu kan capek sudah menyetir keliling kota hari  ini. Sebentar  ya"

Peter mengangguk. kakinya memang pegal sekali karena dimana-mana Jakarta selalu  macet.

15:30 pm

Peter sudah menunggu  selama 10 menit and Tina belum kembali juga.

Tiba-tiba  seseorang  yang tak dikenal berlari menghampirinya dengan  wajah  panik.

Peter :  "Ada apa pak?"

Orang asing:  "Ada seorang perempuan ditabrak mobil. Kayaknya perempuan  itu adalah temanmu"

Peter segera berlari bersama  dengan orang asing itu.  Disana, di atas aspal yang  panas terjemur terik matahari  siang, tergeletak tubuh  Tina bersimbah darah, masih memegang botol  minumannya.

Peter segera melarikan mobilnya membawa  Tina ke rumah  sakit terdekat.

Peter duduk diluar ruang  gawat darurat selama 8 jam 10  menit. Seorang dokter  keluar dengan wajah penuh penyesalan.

23:53  pm


Dokter: "Maaf, tapi kami sudah mencoba melakukan  yang terbaik.. Dia masih bernafas sekarang tapi Yang  kuasa akan segera  menjemput. Kami menemukan  surat ini  dalam kantung bajunya."

Dokter memberikan surat yang  terkena percikan darah kepada Peter dan dia  segera masuk ke dalam kamar rawat untuk melihat Tina. Wajahnya  pucat tetapi  terlihat damai.

Peter duduk disamping  pembaringan tina dan menggenggam  tangan Tina  dengan  erat.

Untuk pertama kali dalam hidupnya Peter merasakan torehan luka yang sangat dalam di  hatinya.  Butiran air mata mengalir dari kedua belah  matanya.

Kemudian dia mulai membaca surat yang  telah  ditulis Tina untuknya.

Dear Peter...

ke  100 hari  kita sudah hampir berakhir.  Aku menikmati  hari-hari yang kulalui bersamamu.  Walaupun  kadang-kadang kamu jutek dan tidak bisa ditebak,  tapi  semua hal ini telah membawa kebahagiaan dalam  hidupku.

Aku sudah menyadari bahwa kau adalah pria yang  berharga dalam hidupku.  Aku menyesal tidak pernah  berusaha untuk mengenalmu lebih dalam  lagi  sebelumnya.

Sekarang aku  tidak meminta apa-apa,  hanya berharap kita bisa memperpanjang hari-hari  kebersamaan kita. Sama seperti yang kuucapkan pada bintang  jatuh  malam itu  di pantai,  Aku ingin kau menjadi  cinta sejati dalam hidupku. Aku ingin  menjadi kekasihmu  selamanya dan berharap kau juga bisa berada disisiku  seumur hidupku. Peter, aku sangat sayang  padamu.

23:58


Peter: "Tina, apakah kau  tahu harapan apa yang kuucapkan dalam hati saat  meniup  lilin ulang tahunku?

Aku pun berdoa agar Tuhan  mengijinkan kita bersama-sama selamanya.  Tina, kau  tidak bisa  meninggalkanku! hari yang kita lalui baru  berjumlah 99  hari!    Kamu harus  bangun dan kita akan  melewati puluhan ribu hari bersama-sama!

Aku juga sayang padamu, Tina. Jangan tinggalkan aku,  jangan biarkan  aku  kesepian!

Tina, Aku sayang  kamu...!"

Jam dinding berdentang 12  kali.... jantung Tina berhenti berdetak.

Hari itu  adalah  hari ke 100...

Katakan perasaanmu  pada orang yang kau sayangi  sebelum terlambat.
Kau  tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi besok.

Kau  tidak akan pernah tahu siapa yang akan meninggalkanmu dan  tidak akan  pernah kembali lagi.

Read More

Sabtu, 02 Juni 2012

Personil Cherry Belle Di Telanjangi

1 comment Follow us on twitter
Dunia Entertaiman digemparkan dengan kehadiran foto telajang personil Cherry Bele di Internet melalui beberapa situs jejaring sosial.

Semakin tinggi pohon, semakin kencang juga angin menerpa, seperti saat ini Grilsband pelantun "Love Is You" hadapi yang tak luput oleh ulah tangan-tangan kreatif, jail dan nakal pra kreator yang mencoba membuat tubuh personil Cherry Belle telanjang tanpa busana di dunia maya.

Foto-foto sexy mereka mulai ramai di buru dan diperbincangkan di jejaring social, meskipun foto tersebut terlihat hasil editing, tapi tentu saja itu mengganggu perjalanan karier mereka.

Dalam foto tersebut terlihat Gigi, Anisa dan Angel berdiri tampak manis dan berpose sensual tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuhnya tersenyum ke arah kamera.

Baik Gigi, Anisa dan Angel hanya menanggis tak tahan melihat foto mereka diperlakukan tak seronok, dan pihak manajemen Cherry Belle masih enggan tuk memberikan komentar.
Read More

Jumat, 25 Mei 2012

Ayat - Ayat Cinta

Leave a Comment Follow us on twitter
Cinta adalah bagian terpenting dalam kehidupan tuk menyelaraskan dalam berkomunikasi Anda dengan pasangan Anda agar harmonis terhindar dari kesalah pahaman, pertikaian, marah dan lain sebagainya yang berujung putus / cerai.

Koalisi Cita akan memberikan Ayat-ayat Cinta agar Anda dengan pasangan Anda makin lengket dalam membina hubungan.

AYAT - AYAT CINTA

Ayat 1 : Cinta bukan dilihat dari fisik ... tapi dari dan perasaan
Ayat 2 : Setip manusia pasti punya kekurangan, tidak ada yang sempurna ... karena dengan kekurangan itulah kita bisa saling melengkapi.
Ayat 3 : Belajar untuk saling mengerti ... memahami perasaan orang lain.

Bila itu bisa kita lakukan, kasih sayang akan selalu bersemi dalam hidup kita
Read More

Kamis, 24 Mei 2012

Cherry Belle - Love Is You

Leave a Comment Follow us on twitter
Baby i love you, love you love you so much
Since i found out love is you

Cinta satu kata penuh makna
Cinta bawa hati bahagia
Dari sekian juta keindahan dunia
Di mata hatiku kaulah keindahan hidupku

Baby i love you, love you, love you so much
And i miss you, miss you when you’re gone
Baby i need you, need you, need you so much
Since i found out love is you

Cinta temani suka dan duka huuu…
Cinta bawaku bahagia bahagia
Dari sekian juta keindahan dunia
Di mata hatiku mata hatiku
Hanya kaulah yang aku cinta

Baby i love you, love you, love you so much
And i miss you, miss you when you’re gone
Baby i need you, need you, need you so much
Since i found out love is you

Baby i miss you, baby i need you
Baby i miss you, baby i need you
Baby i miss you, baby i need you
Baby i miss you, baby i need you

Baby i love you, love you, love you so much
And i miss you, miss you when you’re gone
Baby i need you, need you, need you so much
Since i found out love is you

Baby i love you, love you, love you so much
And i miss you, miss you when you’re gone
Baby i need you, need you, need you so much
Since i found out love is you, since i found out love is you

Baby i miss you, baby i need you
Baby i miss you, baby i need you


Read More

Senin, 14 Mei 2012

Will You Marry Me?

Leave a Comment Follow us on twitter
Langit sore ini cukup bersahabat. Memang.. ini baru pukul 14.30 siang tapi aku tidak merasakan sinar matahari yang berlebihan. Setidaknya sinar matahari ini tidak terlalu menyengat dan menyebarkan bau khasnya. Kau tau seperti apa bau matahari itu? Cobalah untuk mencari tahu dan menikmatinya sendiri. Maaf, aku sedikit pelit tentang penjelasan mengenai bau matahari tadi. Dan sepertinya bau matahari itu tidak kucium sore ini dan ini sedikit membuatku berani untuk duduk santai di halaman rumah kontrakanku yang yaa.. menurutku cukup layak untuk bisa disebut dengan rumah. Memang belum bisa disebut sebagai rumah modern karena memang bentuk rumah yang terkesan ‘antik’. Rumput jepang yang menyemut memenuhi teras rumahku kadang-kadang sedikit membuatku kesulitan untuk menyapu halaman. Cat rumah yang berwarna putih memudar makin menambah kesan antik pada rumah kontrakanku ini. Pot-pot gantung berjejer rapi di sisi kanan teras rumah. Hey.. jangan salah, aku seorang laki-laki dan aku suka bunga, apakah itu suatu masalah? Kurasa tidak. Rumah ini mempunyai 5 ruang, 1 ruang tamu, 1 ruang makan, 2 ruang kamar tidur (seharusnya memang dua, tapi aku hanya mempergunakan 1 ruang untuk kamar tidur, sisanya? Gudang), dan 1 ruang untuk kamar mandi. Lumayan kan? Lumayan mini untuk bisa disebut sebagai rumah. Tapi rumah kontrakanku ini masih tergolong layak huni dibandingkan dengan rumah-rumah penduduk di sekitarku. Entah lah, aku pun masih bertanya-tanya, masihkah wilayahku ini termasuk dalam provinsi Lampung?


Entah bumi yang semakin renta atau kulit ku yang memang sedikit manja, tapi kulitku ini memang sejenis dengan kulit-kulit orang kaya di kota. Bagimana tidak? aku tidak bisa terkena sinar matahari terlalu lama. Kau tau seperti apa kulit setengah melepuh? Yaah.. seperti itulah kulitku jika terkena sinar matahari terlalu lama. Sedikit mengerikan.
“hey..

Aku tak bergeming. Aku masih terbawa indahnya langit sore ini. Lagi pula tak bisakah wanita disebelahku ini duduk santai lalu menikmati indahnya sore sepertiku?
“sepertinya aku memang harus mencuri uang ibu..”

Aktifitas lamunanku mendadak dipaksa terhenti. Aku melirik wanita disebelahku malas “apa..?”
“aku harus mencuri uang ibuku..”

Aku tersenyum kecil sambil menggelengkan kepalaku “jangan gila...”
“hidup yang memaksaku untuk gila”

Sepertinya wanita disebelahku ini benar-benar memaksaku untuk menghentikan aktifitas lamunanku. Aku mengubah posisi dudukku menghadap dirinya, melipat kakiku kedepan lalu mulai memusatkan perhatianku padanya “Oke.. kau butuh uang berapa..?”
“Aku hanya ingin ibu peka terhadap hatiku”

Aku tertawa sinis. Bagaimana bisa ia menuntut rasa peka dari seorang ibu seperti ibunya itu..? rasa peka..? bahkan mungkin sekarang rasa cinta pun ia tak punya. Ya.. aku yakin itu.
“apa yang lucu..?! kenapa kau malah tertawa haah..?” tanyanya sewot.
“kau pikir saja sendiri apa yang lucu” jawabku cuek. Sejujurnya aku masih ingin menikmati indahnya langit sore ini.
“Fatih..!!” ia memanggil namaku kuat “tidak bisakah kau sedikit bersimpati terhadap keadaanku..?”
Alis kananku refleks naik “simpati..?”
“yaa..!”

Aku mengangkat kedua bahuku pelan lalu mengembalikan posisi dudukku seperti semula. Rasa simpatiku sudah terlalu banyak kuberikan untukmu, hey wanita. Apakah kau tidak menyadarinya?
“ ‘simpati katamu..? aku sudah bosan bersimpati terhadap keadaanmu’”

Aku mengerutkan keningku “apa..? kau mengatakan apa tadi?”
“bukankah kamu baru saja mengatakan kalimat itu didalam hatimu?”
“haaahh..?” aku menganga dengan bodohnya. Sial..! bagaimana ia bisa tahu? “hahahaha...” dan kali ini aku tertawa. Tunggu dulu, untuk apa aku tertawa? Secepat kilat kuhentikan tawaku lalu menoleh kearahnya. Sudah kuduga.. Ia menatap tajam kearahku “hey.. is there something wrong?” tanyaku (sok) polos.

Ia tidak mengubah ekspresinya dan tidak mengatakan apapun.
“hey.. ayolah..” aku meninju bahunya pelan “oke..oke.. mm.. begini saja, kita kembali ke topik awal. Jadi.. kapan kira-kira kamu mau mencuri uang ibumu?” Ya Tuhan.. kenapa aku malah menanyakan hal ini padanya..? “mm.. maksudku kenapa..? eh, bukan.. mm.. “ kalimatku terhenti. Aku kehabisan kata-kata.
Dan tatapannya semakin tajam kearahku.
Aku menyerah. Kuletakkan kaca mataku lalu mengerjapkan kedua mataku, mengambil kain pembersih kaca mataku lalu mulai membersihkan lensanya “menurutku, ada kalanya hidup ini berjalan tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Seperti saat ketika aku menginginkan ibuku untuk tidak bercerai dengan ayah dan membiarkanku hidup bersama duniaku yang mungkin hanya ada aku dan rasa kesepianku. Tapi inilah hidup.. mau tidak mau, suka tidak suka, memang harus tetap berjalan. Kamu ingat kalimat yang kamu ucapkan ketika aku berniat untuk kabur dari rumah 5 bulan yang lalu? Berusahalah untuk tidak menghitung kesulitan, karena jika kamu terlalu sering menghitungnya maka kemudahan akan terlihat biasa saja. Rencana Tuhan selalu berakhir dengan kebaikan dan jika yang kamu dapatkan belum baik, maka itu bukanlah akhir”
Kalimatku ampuh. Tatapannya berubah “kamu selalu bisa menghandle situasi”
Aku tersenyum lembut “tentu saja..”

Ia mencoba untuk tersenyum ”kadang aku merasa Tuhan tidak melindungiku”
“Kalau Tuhan tidak melindungimu, kamu mungkin sudah mati”
“mungkin mati lebih baik untukku”
“kamu pikir mati itu adalah solusi dari semua masalahmu? Solusi dari semua rasa sakit hatimu? Solusi dari kemiringan akal sehat ibumu?”

Ekspresi wajahnya berubah. Ia menoleh cepat kearahku “jangan pernah menghakimi ibuku, fatih..! cukup aku dan takdir yang boleh menghakimi perbuatannya padaku”
“hahaha...” aku tertawa keras lalu menghempaskan tinju ke udara “bodoh..! Apa kau pikir ibumu melindungimu saat teman kantornya berusaha masuk kekamarmu lalu..”
“Aku mau pulang..!” ia memotong kalimatku “kamu mulai terasa seperti TeVe hitam putihku, membosankan.”

Aku terdiam namun masih menyisakan sedikit tarikan kecil di sudut kanan bibirku. Dasar payah.. kenapa pula harus aku yang ia pilih untuk menanggung rasa empati yang begitu besar terhadap dirinya? Haah..! siaal..!
“maaf.. aku.. hanya tidak suka masalah itu kau ungkit-ungkit lagi” ia memegang tanganku lembut lalu tersenyum “yang jelas, aku senang bisa bersamamu saat ini..”
Pipiku memerah. Aku salah tingkah dan emosiku menguap. Bagaimana aku bisa melewatkan sedetikpun senyuman dibibirnya itu? Mau tidak mau, aku memang terhipnotis oleh senyuman dan ucapannya “ouh.. syukurlah” hanya itu yang mampu ku ucapkan.
Fairy masih mempertahankan senyuman dibibirnya. Matanya tidak berkedip menatapku dan bagiku tatapannya mulai menggoda kestabilan hatiku.

Suasana mulai terasa berbeda. Bukan karena kami yang mulai merasakan atmosfir yang berbeda tapi karena memang adzan maghrib yang seolah-olah menamparku dan membuatku menekan dalam-dalam keinginan untuk tetap duduk disamping Fairy, Wanita yang menjadi lawan bicaraku saat ini. Wanita yang sudah 10 tahun menganggapku sebagai sahabatnya. Yaah.. sahabatnya. Tidak pernah lebih dari itu.
“Aku pulang, fath. Semoga besok bisa kesini lagi” Fairy menatapku sambil tersenyum manis. Ia membetulkan poni rambutnya lalu mengikat rambut sebahunya menjadi satu kebelakang.
“kamu serius mau nyuri uang ibu kamu..? buat apa? Kamu bisa pakai uang ku dulu kalau kamu mau”
“aku sudah bilang.. aku hanya ingin ibu peka terhadap keadaanku”
“ibumu tidak pernah mengenal rasa peka, fairy!”
“Everything’s gonna be alright, okay?”
“tapi, fa..” kalimatku menggantung diudara, Fairy sudah terlanjur menstarter motornya dan pergi.
Aku terduduk lemas. Apa dia pikir dia adalah wonder woman atau super girl yang bisa dengan mudah melawan kegilaan ibunya? Apa dia pikir dia tidak membutuhkan pertolonganku lagi? Lalu apalagi yang akan terjadi esok, Tuhan..? Haruskah aku pergi menyusulnya? Atau apakah aku harus diam mematung disini sampai akhirnya membiarkan jantungku mau copot karena berdetak dengan ritme yang kacau secara terus menerus? Ah, Tuhan.. beri tahu aku, apa yang harus kulakukan..??

*****

“hey anak siaal...! keluaarrrr..!!”

Aku mengerjapkan mataku. Kuraih Jam alarm kecil di meja sebelah ranjang reyot tempat tidurku. Masih jam 05.00 pagi, tidak mungkin Fairy datang sepagi ini kan? Lalu suara tadi?
“heeyyyy..!! keluaarrr..!!”
Mataku mendadak terbuka lebar. Suara itu memang benar-benar ada. Siapa pula yang berani teriak-teriak di depan kontrakanku ini? Tukang ronda kah? Atau....
CTARRR...!
Pintu ku dilempar dengan batu. Emosi ku naik. Buru-buru kusambar kaos oblong yang kugantung dibalik pintu kamarku, Setelah membetulkan posisi sarung tidur dan kaca mataku, aku keluar kamar dengan sedikit terburu-buru.
“hey...apa-apaan ini..?!! kamu siapa..?!” tanyaku keras setelah membuka pintu kontrakanku.
“mana Fairy?! Dia pasti ada bersama kamu kan? Anak siaaalaaan..!!”

Aku mengerutkan keningku. Kupastikan kaca mata memang telah kupakai. Agak kabur penglihatanku. Atau memang suasana yang masih gelap membuat lemah indra penglihatanku?
“heh, anak dungu..! saya tanya kemana Fairy?! Kamu tuli..?!”

Astaga.. apakah ini ibunya Fairy? Aku berjalan cepat ke arah gerbang kayu rumah kontrakanku, berusaha untuk lebih dekat untuk memastikan apakah benar wanita paruh baya ini adalah ibunya Fairy. Dan ternyata aku benar. Ia benar-benar ibunya Fairy “Fairy gak ada disini..!!” seruku lantang.
“jangan coba-coba berbohong dengan saya ya?! Kamu bisa mati..!” menurutku bola mata wanita ini hampir keluar.
Aku membuka pintu gerbang “silahkan di check...!” sampai detik ini, aku masih barusaha tenang.
Wanita yang menurutku lebih menyeramkan dari nenek lampir ini melihatku sinis. Ia memiringkan sedikit kepalanya sambil menatap tajam kearahku “awas kalau kamu berbohong padaku..!” ia mendorong dadaku kasar lalu berjalan cepat ke dalam rumah kontrakanku.

Tidak kusangka sosoknya lebih menyeramkan dari apa yang Fairy ceritakan padaku. Dadaku berdegup kencang, lalu dimana Fairy jika ia tidak ada dirumah? Apakah sesuatu telah terjadi padanya?
“kemaanaaa dia..?!! aarggghhhhh...!!”

Aku sedikit tersentak. Teriakan ibunya fairy menarik paksa lamunanku. Ia keluar dari rumahku dengan wajah memerah marah.
“dengar, kalau Fairy datang menemui kamu, bilang sama dia kalau dia bakal mati hari ini juga..! kau dengar?! Dia bakal mati hari ini jugaa..!!”

Aku menarik alis kananku, sedikit menunjukkan ekspresi bahwa aku memang tidak menyukainya tanpa berkata sepatah kata pun.
“heh..! kau dengar aku..??!!” ia berteriak lagi.
“anda bisa melihat gerbang keluar? Silahkan pergi...”

Tidak terima dengan kalimatku, ibunya Fairy menarik kerah bajuku kuat “jangan pernah bermain-main denganku. Kamu tahu bahwa aku bisa saja membunuhmu saat ini juga. Jangan kamu kira aku tidak berani..! aku tidak takut dipenjara..!”
“mmh...” aku mengernyitkan dahiku. Kerutan di wajah ibunya Fairy makin terlihat olehku . Ini bukan jarak yang aman bagiku untuk mengambil nafas panjang. Aku mendorong bahunya dengan jari telunjukku “jaga jarakmu denganku, ibu tua. Bau busuk neraka terlalu menyengat darimu. Sepertinya kamu perlu tahu satu hal, Aku juga bisa membunuh ibu saat ini juga! Tapi menurutkuku, menemukan Fairy itu jauh lebih memuaskanku daripada melakukan hal sia-sia dengan mengotori tanganku untukmu. Jangan ibu kira bahwa aku tidak mengetahui semua ketidak warasan yang ibu lakukan selama ini pada Fairy! Dan kamu harus tahu, aku akan membunuhmu kalau Fairy benar-benar mati karenamu”
“hahahahaha...” suara tawanya terdengar sangat menjijikan “apa fairy juga sudah meracuni pikiranmu, anak muda...! seperti ia meracuni akal sehat Reno, suamiku..!!”
“aku minta ibu pergi sekarang juga...!” Aku sudah sangat muak padanya.
“dari awal aku sudah katakan padanya bahwa aku benci mempunyai anak seperti dia. Menyakitkan sekali saat semua orang bilang bahwa ia lebih terlihat menarik dari pada aku! Aku membenci kalimat-kalimat itu! Dan suamiku.. suami ku pun lama-lama mulai terlihat aneh. Ia mulai menyukai Fairy! Jika Fairy bukan racun, lalu apa..??!! ia merebut kecantikanku, ia merebut suamiku dan ia merebut semua kebahagiaanku! Dan kau tau apa yang terjadi malam tadi?? ia mencuri semua perhiasan dan tabunganku. Bukan hanya itu, suami ku pun ikut pergi bersamanya..!!!”

Aku tersentak. Reno ikut pergi bersama Fairy?? omong kosong apa lagi ini?!
“dasar anak haraam...!!!” wanita dihadapanku menggeram kuat.
Demi Tuhan.. aku sudah tidak kuat lagi. Kudorong tubuh wanita didepanku kasar. Ia terjerembab ke tanah, wajahnya jelas menunjukkan bahwa ia tidak terima terhadap perlakuanku “oke.. aku pergi.. tapi ingat, Fairy akan mati hari ini juga..! dan kamu, akan menangis darah sepanjang malam. Aku tahu kamu menyukainya sejak dulu. Dan akan menjadi sangat menyenangkan bagiku saat melihat harapan hidupmu hancur bersama kematian Fairy..!” ia membersihkan celana jeans bagian belakangnya lalu merapikan rambut bergelombang sepinggang miliknya. Dengan santai ia mengeluarkan kaca kecil dari dalam tasnya lalu merapikan rambut yang menutupi mata sipitnya. Dan akhirnya ia menggelar kipas besarnya lalu pergi sambil mengibaskan kipas ke wajahnya angkuh.
Aku masih berdiri kaku ditempatku. Siapa yang tidak mengenal ibunya Fairy di daerah ini. Seorang rentenir besar dan aku tahu ia bisa melakukan apa saja sekehendak hatinya. Tapi aku tidak perduli tentang itu. Aku hanya belum percaya apa yang baru saja terjadi. Jadi Fairy memang benar-benar jadi mencuri uang ibunya? Inikah kepekaan yang Fairy inginkan? Dasar bodoh..! LaLu Reno? Kenapa Reno pun ikut pergi bersamanya? Kenapa Reno? Kenapa Reno..? kenapa harus bersama Reno?
Aku mengumpat pelan. Pagi baru saja menyapa tapi semua ‘kejutan’ ini membuatku hampir tak sanggup melanjutkan tarikan nafasku ke siang hari. Kali ini Fairy benar-benar membuatku gila.
Kulangkahkan kakiku pelan. Rumput jepang dihalamanku sudah mulai panjang. Sudut mataku seolah melukis bayangan Fairy yang tersenyum samar di halaman rumahku kemarin sore. Aku semakin lemas, dimana dia..?

Nada dering panggilan handphoneku mengagetkanku. Agak gontai aku berjalan kekamar. Kutekan tombol ‘jawab’ tanpa melihat si penelfon “iyaa.. halo?”
“saudara fatih?” suara seorang wanita. Agak terdengar berat.
“iyaa..?” aku menjauhkan handphone sesaat lalu melihat ke layar handphone, aku tersentak, ini nomor fairy?? Jantungku kembali berdegup kencang “halo..! fairy?? ini nomor Fairy kan?!”
“ouh.. anda benar temannya pemilik handphone ini? Maaf.. kami menemukan pemilik handphone ini tergeletak di pinggir jalan raya. Tidak ada identitas sepertinya. Saat ini kondisinya sangat memprihatinkan. Kami berulang kali memastikan apakah wanita ini masih hidup atau tidak, tapi dengan sangat menyesal sepertinya ia sudah tidak bernafas lagi...”

Deg..! mataku membulat kaget. Jantungku semakin berdegup kencang namun seluruh persendianku lemas. Aku terduduk lesu “a..apakah ia bersama seorang laki-laki?” aku mencoba mengeluarkan suara setenang mungkin.
“tidak.. ia sendiri. Maaf, anda bisa keluar rumah sekarang?”

Kakiku serasa tidak menginjak bumi. Kepalaku mendadak pusing. Aku terduduk lemas. Fairy...me..ninggal..?
“halo..?? halo..?”

Aku tergagap “iya..? lalu ada dimana Fairy sekarang?” suaraku mulai serak. Nampaknya aku menangis. O..tidak.. aku seorang laki-laki. Aku tidak menangis, aku hanya menitikkan air mata. Ya Tuhaan... payah sekali aku ini.
“Fairy tepat berada dibelakangmu..”
“apa..??!” refleks aku membalikkan badanku. Mataku dengan cepat menangkap sosok seorang wanita di depanku. Tunggu dulu.. mataku sedikit kabur, aku mencoba melepas kaca mataku lalu mengusap air mataku dengan cepat. Kali ini aku bisa melihatnya dengan jelas. Jelas... sangat jelas.
“will u marry me, fatih farhat..?”

Mataku kembali berkabut. Siaall...!! ia benar-benar Fairy..! aku berlari memeluk tubuhnya. Aku tidak akan perduli lagi dengan air mataku yang seolah berteriak mengejek ke cengenganku.
“hey....? sudahlah... air matamu itu sedikit menggangguku”
Aku tertawa kecil “aku tidak perduli. Ini belum ada apa-apanya dengan rasa khawatir karena ketololanmu. Dasar bodoh..!”
Fairy melepaskan pelukanku. Ia tersenyum sambil menarik daguku lembut “kau terlihat payah...”

Aku memiringkan sedikit kepalaku lalu menarik alisku ke atas. Aku tidak percaya ini. Jadi ia...
“yaa... aku sedikit mempermainkan rasa khawatir di hatimu. Payah sekali dirimu ini. Mengapa kamu tidak bisa mengenali suaraku haah..? dalam berbagai situasi, harusnya kau tetap bisa mengenali suaraku..”
“maaf.. aku terlalu shock tadi. Tunggu dulu.. tadi sepertinya kamu mengucapkan sesuatu?”
“sesuatu? Apa..?”
“do u say will you marry me?”
Fairy tertawa kecil. Ia tertunduk sesaat lalu meraih kedua tanganku “will you marry me?” wajahnya memerah.

Aku menatap matanya “apa..??” entah kenapa, jantungku berpacu lebih cepat.
“kau membuatku semakin salah tingkah, bodoh..!”

Aku mencoba untuk tertawa. Namun yang keluar hanyalah suara seringai yang aneh. Aku menatap matanya lagi, mencoba mencari kesungguhan kata-katanya.
“apakah ini terlalu tiba-tiba? Atau momentnya yang kurang pas?” lagi-lagi ia tersenyum.
“ibumu mencarimu, fairy. Reno bersamamu?”
Raut wajah Fairy berubah. Ia menarik nafas panjang lalu melepaskan genggaman tangannya. Disenderkannya tubuhnya ke dinding ruang tamu kontrakanku sambil melepas topinya “ibuku kesini?” ia menatapku.

Aku tidak menjawab. Aku hanya membalas tatapannya tanpa ekspresi.
“ya.. aku mencuri semuanya tapi tentang Reno? Aku tak tahu...”
“Ibumu bilang Reno pergi bersamamamu...”
“sudah kubilang aku tak tahu....!!”

Aku menghela nafas panjang “aku tidak mengerti... untuk apa kamu melakukan semua ini. Aku tahu semua ini berat untukmu. Menjalani hidup satu rumah dengan manusia setengah iblis seperti ibumu mungkin sudah membuatmu gila. Tapi ini tidak akan mengubah apapun, fairy. Ibumu menyangka kalau kamu pergi bersama Reno dan membawa kabur uang dan semua perhiasannya..”
“aku hanya mengambil uangnya” ia menyela kalimatku “mungkin Reno yang mengambil perhiasannya”
“oke... apapun itu tapi ibumu sedang mencarimu saat ini”
“aku mencintaimu, Fatih farhat..”
“diamlah...!”
“aku mencintaimu..!”

Aku terdiam. Ada apa dengannya..?
“apa kamu pikir mudah untukku mengucapkan kata-kata ‘aku mencintaimu’..?” Fairy menatap mataku sayu. Ia tertunduk sesaat lalu tak lama kemudian ia menegakkan kepalanya “kau tau aku tidak mempunyai banyak waktu untuk mengungkapan ini semua. Aku terlalu bingung harus menceritakan yang mana. Aku mencintaimu dan apakah itu salah..?!”
“Fairy.. ini bukan saat yang tepat untuk membicarakan masalah hati. Kita harus memikirkan tentang keselamatanmu dulu...”
“waktuku habis, Fatih.. Kau memang tidak mencintaiku..”
“Fairy... bukan itu maksudku...”
“aku harus pergi....”
“tidak, fairy...! kamu jangan pergi dulu..! aku mohon...! Fairy...!! Fairy.....!!”
“hey, bodoh..! bangun..!!”

Aku tergagap. Nafasku masih naik turun. Refleks aku menengok ke kanan dan ke kiri. Mataku menemukan apa yang aku cari “Ya Tuhan, Fairy..!” aku memeluknya erat.
“Astaga... kamu kenapa, fat? Hey...! Kamu mimpi buruk?” Fairy mengelus rambutku lembut.

Aku tersentak “apa? mim..pi? aku bermimpi?”
“Ayolah... kamu tidur di sebelahku dari tadi. Kau membiarkanku mengobrol sendirian dan meninggalkanku tidur. Dasar payah..! ini sudah jam 6 sore dan aku harus pulang. Mengapa pula aku harus menunggumu bangun untuk bisa pulang kerumah? Yaah.. tentu saja karena aku adalah seorang tamu yang baik. Datang dan pulang dengan penuh kesopanan. Iya kan, fath??” Fairy melepaskan pelukanku. Ia menatap mataku sambil tersenyum manis.

Aku seperti kaku di tempat. Mataku tak lepas menatap matanya. Sampai saat ini nafasku masih belum stabil. Tuhan.. kali ini aku tidak bermimpi kan..??
“fatih..??”
“Love you, fa...”
“apa..??!”
“Will u marry me..??”
Read More